Jatuh cinta berjuta rasanya. Demikian penggalan lirik sebuah lagu lawas. Dinyanyikan oleh penyanyi legendaries Indonesia, Titiek Puspa. Dinyanyikan dengan riang menggambarkan perasaan riang orang yang sedang jatuh cinta. Ketika jatuh cinta seseorang melakukan aktivitas dengan bersungguh-sungguh dan bersemangat Dan jatuh cinta ibarat virus yang tidak hanya menyasar orang muda bahkan juga orang tua atau lansia sekalipun.
Demikian terjadi pada seorang perempuan bernama Sri Sugiastuti. Biasa disapa Ibu Kanjeng. Beliau lahir 8 Apri 1961. Jakarta dan Solo adalah dua tempat bersejarah dalam kehidupannya. Di Jakarta ia menjalani masa kecilnya hingga selesai SMA. Lalu melanjutkan kuliah di UNS. Kembali ke Jakarta setelah dinyatakan lulus mengajar. Kemudian takdir membawanya kembali ke Solo dan bermukim sejak tahun 1990 hingga sekarang.
Perkenalannya dengan dunia tulis menulis berawal saat ia melanjutkan kuliah S2 jurusan Pengkajian Bahasa Inggris. Usianya saat itu tidak muda lagi. Hampir setengah abad. Meskipun demikian tidak menyurutkan langkah dan semangatnya untuk menerbitkan buku. Dua buku sekaligus di tahun 2010. Buku pertama berjudul: SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK. Buku kedua merupakan karya antologi : Diary Ketika Buah Hati Sakit.
Sejak saat itu Ibu Kanjeng seolah tak dapat lagi membendung laju goresan penanya. Ia menulis dan terus menulis.Tahun 2013 kembali menghasilkan tiga judul buku: Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islami, Kugelar Sajadah Cinta, Deburan Ombak Waktu. Buku kedua dan ketiga diterbitkan secara Indie. Tahun 2015 bukunya berjudul SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris Untuk SMK, kembali diterbitkan dalam edisi baru oleh Penerbit Erlangga.
Tahun 2016 buku : The Stories Cakes for Beloved Moms’. Tahun 2017 lebih banyak lagi menghasilkan buku diantaranya: The Stories of Wonder Women, Tipuan Asmara (Novel), Wow English is so Easy Kids, Perempuan Terbungkas (Novel), Catatan Religi Bu Kanjeng (Motivasi), Merawat Harapan (Parenting) The Power of Mother’s Prayer (Parenting), Masuk Surga Karena Anak (Parenting)
Jumlah keseluruhan buku yang telah dihasilkan bu Kanjeng sekitar dua puluhan judul. Diterbitkan secara Indie. Adapun karya antologinya rata-rata dapat diterbitkan mencapai tiga atau empat. Kecintaannya pada dunia literasi demikian kuat. Menerbitkan buku secara Indie semakin melapangkan dan memudahkan langkahnya untuk terus menulis.
Sekarang beliau berusia 59 tahun namun tetap produktif menulis dan menerbitkan buku-bukunya. Saya yang relatif di bawah usia beliau, baru memiliki satu buku hingga saat ini, Buku saya berjudul: Pengembangan Instrumen Teknik Tes dan Non Tes. Semoga Bu Kanjeng selalu dilimpahi kesehatan. Inilah akibat dari virus cinta yang membuat jatuh cinta pada dunia tulis menulis meski di usia senja. Semoga dapat menular pada kami, terutama saya. Agar dapat meninggalkan jejak-jejak literasi di muka bumi. Mencerahkan dan menginspirasi. Menjadi pahala pasif amal jariyah.
Aamiin...
BalasHapussiip semangat lanjut menulis
BalasHapusBunda Kanjeng hebat. π
BalasHapusSebuah motivasi untuk kita semua kalau yang usia lebih setengah abad bisa, kita juga harus bisa!
BalasHapusResumenya keren saya suks
BalasHapusKeren... Usia hanyalah angkaπ
BalasHapusSemangat selalu
BalasHapusJika sudah dimulai, in syaa Allah ke depannya lancar, semangat berkarya
BalasHapusKeren bunda resumenya. Bagus. π
BalasHapusAamiin ya Rabbal alamin.
BalasHapusBanyak yang takut dengan Flu burung, terakhir dengan Covid-19. Mengapa? karena mereka sangat cepat dan mudah menyebar serta menular. Virus konotasinya penyakit. Mungkin karena sifatnya yang cepat menyebar dan cenderung mematikan, kecenderungan dan kecintaan yang sangat mendalam, dorongan untuk menulis diibaratkan sebagai virus. Semoga virus menulis yang hinggap di tubuh pecinta literasi tidak tersembuhkan dan mematikan rasa malas.
BalasHapusvirus yang membawa keberkahan. Bagus buπ
BalasHapusvirus yang membawa keberkahan. Bagus buπ
BalasHapusKetajaman mata pena adalah sejarah hidup yang sulit terlupakan. Terus berkarya semoga berkah
BalasHapus" ketajaman mata pena bukan untuk melukai tapi penyejuk hati, peyalur ilmu dan aplikasi tindakan"