Bismillahirrahmanirrahim
I follow the Moskwa
Down to Gorky Park
Listening to the wind of change
An August summer night
Soldiers passing by
Listening to the wind of change
Alunan lagu Wind of Change dibawakan oleh Scorpion,
grup band legendaries dari Hannover Jerman. Menjadi pembuka acara sebelum
narasumber hadir membawakan materinya pada pelatihan menulis gelombang 15. Lagu
ini hits di era tahun 90. Lumayan sedikit bernostalgia mengenang masa-masa lagu
ini hits.
Bapak Wijaya Kusumah
alias Omjay yang mengirimkan lagu ini di grup. Mungkin maksudnya sekedar
mengisi waktu. Namun saya sedikit menerka-nerka tentang kaitan lagu ini dengan
materi yang akan dibawakan. Judul lagi ini Wind
of Change. Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia artinya adalah Angin
Perubahan. Berharap sang narasumber akan
membawa rumus perubahan terkait kegiatan tulis menulis.
Yang menarik saya
menemukan kecocokan kata dalam lirik lagu tersebut. Kata an august artinya bulan Agustus. Tepat sekali saat ini adalah bulan
Agustus. Di bulan ini beberapa peristiwa penting akan berlangsung. Di antaranya
perayaan hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2020 .
Kembali kepada
kegiatan pelatihan menulis. Omjay sebelumnya sudah mengirimkan di grup whatsapp
mengenai profil narasumber. Ia seorang perempuan.
Tuhan menciptakan
perempuan sebagai makhluk yang istimewa. Bila disebutkan maka tidak akan cukup
hanya satu paragraph untuk menuliskannya.
Salah satu dari keistimewaan
itu adalah mereka mampu melakukan lebih dari satu pekerjaan sekaligus dalam
waktu yang bersamaan. Contoh saat mereka menelpon sekaligus bisa sambil memasak,
mencuci piring, menyapu dan pekerjaan domestik lainnya. Ini hanyalah satu
contoh. Banyak contoh kegiatan lainnya yang bisa dilakukan dalam waktu yang
bersamaan.
Tak menunggu lama,
omjay mulai membuka acara lalu mempersilahkan Ibu Kanjeng untuk menjadi
moderator. Namanya Dra. Betti Rismalenni, MM. Beliau seorang guru sekaligus
seorang entrepreneur, Ibu Betti
memaparkan kisahnya.
Awal Interpreneur
Bu Betti begitu biasa
ia disapa. Sejak kecil ia memiliki seorang ibu yang suka membuat kue. Selain
untuk dinikmati sekeluarga. Kue buatan ibunya juga dijual dengan cara
ditawarkan dan dititipkan ke toko-toko di sekitar rumahnya di daerah Cempaka
Putih, Jakarta Pusat.
Betti kecil lah yang
menawarkan dan menitipkan kue-kue buatan ibunya sejak mereka tinggal di Cempaka
Putih Jakarta hingga keluarga mereka pindah ke Bekasi Jawa Barat.
Menitipkan kue-kue
buatan ibunya terus ia lakukan hingga jenjang SMA. Untuk jaga gengsi karena ia
aktif di sekolah. Pagi-pagi sekali sebelum teman-temannya tiba di sekolah Ia
sudah lebih dahulu menitipkan kue-kuenya di kantin SMA 1 Bekasi
Menapaki jenjang
perguruan tinggi. Ibunya memutuskan untuk merambah usaha katering.
Katering adalah sebuah
jenis usaha yang bergerak di bidang penyediaan makanan saji dalam jumlah yang relatif
besar. Katering mereka sudah tergolong eksis. Terbukti dari beberapa kantor dan
pabrik di sekitar wilayah Bekasi berlangganan katering pada mereka.
Usaha catering terus
berjalan hingga akhirnya Bu Betti menikah. Kesibukannya yang padat setelah menikah,
ditambah faktor kecapean membuat Bu Betii memutuskan menutup usaha kateringnya.
Dari kisah yang
dituturkan Bu Betti. Ia menyimpulkan bahwa jiwa interpreneurnya telah tumbuh sejak ia mulai menawarkan kue-kue
buatan ibunya. Dan menurut analisa penulis. Jiwa interpreneurnya mengalir kuat dari stereotype suku. Keluarga Bu Betti
berasal dari Padang, Sumatera Barat. Orang-orangnya dikenal luas banyak menekuni pekerjaaan sebagai pedagang,
saudagar, wirausaha hingga pengusaha. Semoga kesimpulannya tidak bias, hehe.
Mendirikan Kursus dan Sekolah
Jiwa interpreneur bu
Betti ternyata tidak hilang. Bu Betti mendirikan kursus tahun 1995. Tidak
tanggung-tanggung, Bu Betti adalah pengelola pusat 24 kursus di Bekasi. Bu
Betti tidak cukup hanya dengan membuka kursus. Ia melakukan ekspansi dengan
mulai merintis dan mengelola Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD)
Insan Kamil. Berlokasi di Bantar Gebang Bekasi.
Dalam masa
pengembangan kursus dan sekolah yang ia dirikan. Ia bekerjasama dengan pribadi
ataupun sekelompok orang/organisasi. Ia menjalin kerjasama dengan sebuah pusat
perbelanjaan di Bekasi. Namanya Mall Metropolitan. Sejak tahun 1996 hingga tahu
2007 secara rutin menyelenggarakan lomba di Mall tersebut tanpa diminta biaya
sewa tempat sepeserpun. Bahkan pihak Mall pun dengan sukarela menyediakan
secara gratis untuk hadiah lomba.
Dengan orang-orang
yang berminat mendirikan kursus pun tak luput ia lakukan kerjasama. Sebagai
tahap awal Bu Betti mengajukan syarat bahwa ialah yang akan melatih
guru-gurunya. Selain itu ia mewajibkan kursus tersebut menggunakan buku-buku
karyanya sebagai materi pembelajaran.
Jiwa bisnisnya tak
pernah lekang. Lomba-lomba yang rutin ia dadakan, membutuhkan piala-piala
sebagai bagian dari hadiah lomba. Piala-piala tersebut menjadi target bisnis
berikutnya. Dana piala ia dapatkan dari pembayaran pendaftaran. Ikut
menyertakan poin makan dalam kegiatan lomba. Untuk mendapakan untung Ia
bekerjasama dengan pengelola makanan cepat saji, juga tak luput dari sisi-sisi
tukang dagangnya. Bu Betti tidak mau disebut tukang dagang. Kurang keren dibanding
dengan guru.
Tindakan mengambil
untung dari setiap kegiatan yang dilakukan. Ia tujukan untuk membiayai
operasional kursus dan sekolah yang ia kelola. Secara mandiri terus ia lakukan.
Tanpa memperoleh bantuan dari fihak manapun. Selain dari kegiatan lomba. Sumber
dana ia dapatkan dari usaha menjual buku-buku materi TK yang ia tulis dan cetak
sendiri.
Isi materi bukunya di
antaranya adalah : Mengenal Tarik Garis, Mengenal Angka, Mengenal Huruf,
Hafalan Surat Pendek. Materi Aritmetika merupaka materi unggulannya. Buku
Aritmatika yang telah ditulisnya berjumlah 30 buku. Alasan utama menulis
buku-buku tersebut semata-mata karena dapat menghasilkan uang. Tanpa menafikan
nilai angka kredit buku tersebut tergolong tinggi untuk syarat kenaikan pangkat
guru.
Dari hasil penjualan
buku-buku tersebut di pusat-pusat kursus dan sekolah digunakan untuk membantu
biaya operasional sekolah. Alhamdulillah sejak tahun 2009 mendapatkan dana BOS
yang sangat membantunya menjalankan operasional sekolah.
Prestasi-Prestasi
Adapun prestasi yang
telah diraih Bu Betti selain mengelola 24 tempat kursus dan mendirikan Kelompok
Bermain (KB), TK dan SD Insan Kamil. Bu
Betti pernah meraih Juara pertama
tingkat Kota Bekasi. Kota Bekasi terdiri dari 12 kecamatan
Kegigihan dan ketagguhan
Bu Betti mengelola kursus dan sekolah telah berbuah manis. Saat ini ia tidak
perlu lagi terlibat secara penuh. Salah seorang anak laki-lakinya telah
mengambil alih tanggung jawabnya.
Bu Betti mulai
tertarik kembali menekuni dunia kuliner. Ia memulai ikut pelatihan-pelatihan. Menghasilkan
produk skala rumah tangga. Memiliki PIRT produk. PIRT adalah sebuah singkatan
yaitu Pangan Industri Rumah Tangga yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Kota setempat kepada industri pangan skala usaha kecil dan menengah atau
rumahan.
Untuk menjamin rasa
aman kepercayaan konsumen terhadap produknya. Bu Betti melakukan uji halal dan alhamdulillah
produknya telah memiliki sertifikat halal. Langkahnya tak berhenti sampai di
sini. Bu Betti melengkapi persyaratan untuk memiliki hak paten atas produknya.
Semakin lengkap dengan sertifikat wirausaha yang telah dimiliki. Usahanya telah
menjadi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menegah) binaan Dinas Koperasi Kota Bekasi
Prestasi-prestasi yang
telah diraih tersebut hanyalah efek samping dari upaya yang telah dilakukan
dengan niat awal memberikan kesempatan kepada semua kalangan untuk dapat
menikmati pendidikan berkualitas dengan mendirikan sekolah berkualitas dan
terbaik.
Ketika Bu Betti
ditanya oleh moderator ibu Kanjeng tentang niat atau tujuan awal mendirikan
sekolah. Bu Betti membuat sebuah analogi: “Kalau orang kaya sekolah di tempat
bagus dan orang miskin di tempat jelek. Semua biasa. Tapi bila orang yang tidak
mampu bisa sekolah di tempat bagus. Itu baru luar biasa”. “Karena saya guru
maka saya pasti bisa buat sekolah” Ia menambahkan.
Motivasi paling utama
mendorong ia mendirikan sekolah adalah perasaan sedih ketika ia ditolak sebuah
sekolah bagus saat akan mendaftarkan anaknya. Alasannya gaji suami yang juga seorang
guru dianggap tidak mampu membayar biaya sekolah anaknya. Kini anaknya yang
tertolak itu telah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Gajah Mada dengan
nilai cumlaude.
Demikian materi yang
disampaikan Bu Betti dalam pelatihan menulis gelombang 15 melalui grup
whatsapp. Sebelum mengakhiri, ia menyampaikan kalimat penutup yaitu: “ Jika mau
melakukan sesuatu, saya selalu berdoa: “ Ya Allah jika Engkau ridho yang akan
aku lalukan, maka permudahlah. Jika itu sulit buatku dan Engkau tidak ridho,
maka persulitlah”.
Perubahan-perubahan yang telah dilakukan Bu Betti telah dirasakan manfaatnya oleh orang-orang di sekitarnya. Senada dengan lagu Wind of Change di awal pertemuan. Perubahan di bulan Agustus meretas jalam menjadi guru interpreneur.
Krenn mbak semngat menulis
BalasHapusTerimakasih mbak. Saling menyemangati
Hapushebat ternyata yg terserang virus malas bukan saya saja, semangat bu lanjut bersama belajar menulis
BalasHapusAyo kita semangat lagi pak. The show must go on
Hapusluar biasa kisah yata bunda betti, semoga bisa ketularan menjadi guru yg pengusaha, aamiiin
BalasHapusSiap Omjay. Terima kasih telah berkunjung
HapusOke punya, good job
BalasHapusTerima kasih bu. Salam Literasi
HapusLuar biasa, sunggu detail
BalasHapusTerima kasih. Semangat terus belajar
HapusLuar biasa bun... suatu perjalanan yang cukup menarik dan dapat di jadikan motivasi buat kita semua
BalasHapusIya bun. Semoga tertular semangatnya guru, penulis dan pengusaha. Aamiin
HapusLuar biasa bun... suatu perjalanan yang cukup menarik dan dapat di jadikan motivasi buat kita semua
BalasHapusMantap bu, resumenya, bahasanya jg enak dibaca..tetap 💪💪
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya bu. Semangat literasi
HapusMantap Bu resumenya. Lengkap, bahasa mengalir, enak dibaca. Good job. 👍
BalasHapusTerima kasih bun. Apa kabar long time no see. Semoga sehat selalu
HapusAda warna lain dalam mendeskripsikan. Bahasanya enak dibaca. Masalah ejaan, kata anak muda "typo tu biasa".
BalasHapusSiap master. Masih Harus lebih banyak belajar lagi. Terima kasih kunjungan dan typo nya
BalasHapusAwal membaca saya sudah semamgat..karena ada kalimat menarik perempuan bisa segalanya..setuju banget..karena awalnya menarik..jadi magnet untuk membaca terus..makasiii
BalasHapusTerima kasih kinjungan dan masukannya. Semangat terus belajar. Salam Literasi
HapusSaya suka dengan gaya bahasa dan pilihan kata yang ibu Sri gunakan. Sungguh bagus...
BalasHapusSemangat belajar dan belajar. Terima kasih kunjunngannya bu. Salam Literasi
BalasHapusstatement penutup keren bisa menebar semanangat berlitarasi sekaligus intrepreneur .....siiip
BalasHapusmonggo barang x berkenan mampir http://nurhidayati2010.com/?p=351
Terima kasih kunjungannya. Siap meluncur
BalasHapusLagunya memang mantap, terpadu dengan keren, smangat Buu
BalasHapuslagunya generasi lawas. Terima kasih
HapusResumenya mantap nih, pokoknya keren
BalasHapusSiap belajar dari narasumber hebat dan teman-teman hebat
HapusCakeppp Bu....
BalasHapusMakasih Pak
HapusWah.. mantull bu
BalasHapusMakasih bu
HapusWah.. mantull bu
BalasHapusWah.. mantull bu
BalasHapusBagus sekali Bu Sri,
BalasHapusMakasih kunjungannya bu Imas
Hapuskereeen Bu....I like..salam literasi
BalasHapusTerima kasuh bu. Salam literasi
BalasHapusKeren resumenya Bu Sri, semoga kita termotivasi kisah Bu Betty yg tangguh...
BalasHapusAammiin. Terima kasih kunjungannya bu dan salam literasi
BalasHapusKeren dan mengalir kisahnya bu.
BalasHapus🤝📖Salam Literasi
sukses untuk guru inspiratif
BalasHapus